Install Sekarang!

Di Tengah Menyusui dan Bekerja di sebuah Startup, Ini Kisah Waranya Pimsri

Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu tahu bahwa ternyata kamu hamil pada hari pertama kamu bekerja? Inilah yang terjadi pada Waranya Pimsri, Content Manager di HappyFresh Thailand, sekitar 4 tahun yang lalu.

Waranya, yang merupakan salah satu karyawan pertama HappyFresh, merasa sangat senang saat mengetahui bahwa dirinya sedang hamil. Namun, ia merasa sedikit khawatir. Waranya merasa bingung apakah dirinya harus langsung memberi tahu manajernya atau tidak.

“Aku putuskan untuk langsung memberitahu manajer. Rasanya lega banget saat tahu bahwa manajerku sangat supportive,” jelas Waranya.

Menjadi seorang ibu yang juga bekerja pastinya menjadi sebuah tantangan bagi banyak orang, apalagi ketika harus menyusui anak. Ram, anak Waranya yang kini berumur 3 tahun, merupakan anak pertamanya. Waranya melakukan breastpumping di kantor untuk Ram selama sekitar 1 tahun dan 3 bulan.

“Itu sebenarnya merupakan salah satu momen paling bahagia buat aku saat aku akhirnya bisa berhenti menyusui,” kata Waranya.

Bagaimana Lingkungan Kerja yang Fleksibel Bisa Membantu Orang Tua


“Aku suka vibe dan kepercayaan yang diberikan oleh timku. Aku mungkin udah gak bisa lembur lagi, tapi aku selalu datang lebih awal, pergi lebih awal, dan menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.”


“Prinsip aku tuh harus membesarkan anak dengan standar yang tinggi, dan menyelesaikan pekerjaan dengan standar yang juga tinggi.”

Biasanya, banyak hal yang berubah setelah menjadi seorang ibu, sama seperti Waranya yang sudah tidak bisa lagi lembur di kantor. Walaupun begitu, ia tahu bahwa lembur bukanlah hal yang penting saat lingkungan dan rekan kerjanya percaya bahwa Waranya bisa mengatur pekerjaannya sendiri.

“Aku suka vibe dan kepercayaan yang diberikan oleh timku. Aku mungkin udah gak bisa lembur lagi, tapi aku selalu datang lebih awal, pergi lebih awal, dan menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.”

Bekerja di perusahaan yang masih muda bisa jadi sangat melelahkan, tapi Waranya selalu bisa membuat anaknya menjadi prioritas, “Aku selalu jadikan Ram sebagai prioritas utamaku, tapi aku juga tidak mau menjadikan anakku sebagai alasan, apalagi pekerjaan itu kan bisa diselesaikan dimana saja, nggak cuma di kantor.”

Berkembang bersama Perusahaan StartUp

Waranya dari yang tadinya tidak tahu menahu apa arti dari kata startup, sampai akhirnya punya peran penting dalam hampir 4 tahun, “Aku tiba-tiba dapat telpon dari temanku, nanya apa mau gabung di sebuah perusahaan startup. Aku tuh saat itu gak tahu apa arti Startup sebenernya. Temanku tuh cuma jelaskan bahwa itu perusahaan yang membuat orang beli barang dari sebuah aplikasi.”

shopper happyfresh belanja online

Salah satu hal pertama yang Waranya lakukan untuk perusahaan adalah membeli furniture kantor, “Kita mulai dari menyewa kantor yang luasnya 10 meter dan beli kipas angin, karena waktu itu AC kantor selalu mati mulai jam 6 sore. Aku juga bahkan pernah bikin cap perusahaan sendiri.”

Waranya mengaku bahwa ia tidak tahu bahwa dia harus melakukan apa selanjutnya dalam tahun-tahun pertama bekerja di HappyFresh, jadi dia lakukan semua yang manajernya minta. Nah, hidup itu memang hanya bisa dimengerti saat kita melihat ke belakang, kan? Beberapa tahun berikutnya, Waranya pun ikut turun tangan di bagian Field Operations, Content, dan B2B Sales dalam perusahaan, banyak pembelajaran yang didapatnya.

“Sudah hampir 4 tahun dilewati. Perusahan makin berkembang, banyak orang yang datang dan pergi, beberapa juga ada yang menetap. Aku kagum banget bagaimana aplikasi kita ini bisa membuat hidup banyak orang lebih mudah, termasuk membantu ibu seperti saya ini untuk membeli popok bayi,” jelas Waranya.