Install Sekarang!

“First tear aku di HappyFresh itu waktu kita dapat waktu first order. Kita lagi di suatu ruangan, terus Benjamin (co-founder HappyFresh) teriak, “Hey, we got our first order!””

Miranda Apriyanti atau yang kerap disapa ‘mbak Mira’ ini adalah salah satu karyawan pertama di HappyFresh. Mira bergabung dengan perusahaan tersebut di akhir 2014, saat tim HappyFresh baru berjumlah 8 orang dan hampir semuanya adalah software engineer.


“Ya jalanin aja, ikuti kemana mengalirnya. Pasti ada jalannya di kemudian hari.” -Mira


Kini, Mira menjabat sebagai Office Manager & HR Executive di HappyFresh Indonesia, dan juga sebagai seorang ibu dari Kayla (15) dan Kanantha (9). Sebagaimana halnya para ibu yang berkarir, Mira harus pintar-pintar membagi waktu antara urusan pekerjaan dan rumah tangga. Ditambah lagi dengan urusan-urusan yang datang dari perusahaan startup seperti tempat kerjanya, bisa dibilang sangat menantang.

Walaupun begitu, Mira selalu berusaha untuk menghadapinya. Saat ditanya tentang bagaimana cara membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, Mira mengaku tidak punya tips tertentu. Menurut Mira, mempunyai hidup yang sempurna antar pekerjaan dan keluarga itu tidak mungkin. “Ya jalanin aja, ikuti kemana mengalirnya. Pasti ada jalannya di kemudian hari.”

Cerita Merintis HappyFresh

“Aku awalnya ditelepon oleh kenalannya Pak Fajar (co-founder dan CTO HappyFresh), katanya ada lowongan sebagai Office Manager untuk perusahaan baru. Waktu itu aku lagi vakum kerja, fokus ngurusin anak-anak aku.”

“Aku inget pas terima telepon itu aku lagi nyapu rumah pula. Lalu, aku diwawancara oleh Pak Fajar dan Ben, kemudian diterima. Kantornya waktu itu masih di garasi, di daerah Blok M, dan aku perempuan satu-satunya,” tambah Mira.

groceries

Sebelum bekerja di HappyFresh, Mira bekerja di sebuah perusahaan migas di Jakarta. Diakui Mira, beban kerja di perusahaan rintisan seperti HappyFresh berkali-kali lipat lebih banyak dibanding pekerjaannya sebelumnya.

“Di tahun awal, waktu masih harus membangun semua jam kerjanya gila-gilaan. Aku selalu pulang malam. Dulu (tahun 2015) kantornya masih di Wisma Aria di daerah Menteng, aku harus naik kereta setiap hari.”

“Waktu itu anakku Kananta masih 4 tahun dan Kayla masih 12 tahun, kelas 1 SMP. Untungnya keluarga selalu mendukung. Sekarang kantornya lebih dekat ke rumah, aku lebih bisa banyak quality time.”

HappyFresh dan Keluarga

“Anak-anakku tahu HappyFresh sebagai tempat kerja mamanya. Mereka melihat mamanya kerja sambil having fun di sini,” kata Mira.

Anak pertama Mira, Kayla, juga sempat terlibat di dalam salah satu pemotretan HappyFresh. Walaupun Kayla awalnya malu-malu jika teman-temannya melihat hasil fotonya, ia punya kebanggaan tersendiri bisa ikut membantu pekerjaan mamanya.

“Kalau aku bisa pilih satu kata untuk menggambarkan HappyFresh, mungkin aku pilih family. Kenapa? Karena aku menghabiskan sebagian besar waktu aku di kantor. HappyFresh sudah seperti keluarga kedua.”

“Aku datang ke tempat kerja, ketemu HappyFreshers di kantor, sudah seperti anak-anak aku juga. HappyFresh is like my baby because I helped growing it from zero and watching it grow until now.”