Site icon

Lika Liku Ganti Karir: Dari Bioteknologi ke Rekrutmen, Inilah Cerita Amelia.

amelia happystory

Tujuh tahun silam, Amelia Indra (disapa Amel) lulus dengan ijazah bioteknologi dan melanglang untuk kerja di perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. Tak lama kemudian, Amel sadar ia tak punya passion di bidang tersebut. Di umur 22, saat teman-temannya baru mulai meniti karir, Amel kembali kuliah dan mengambil jurusan bisnis.

“Aku ambil jurusan bioteknologi karena ayah bilang bidang itu sedang berkembang, namun kenyataannya aku tidak punya passion di bidang itu,” tutur Amel.

Saat Amel akhirnya lulus dari jurusan keduanya, ia lanjut bekerja di perusahaan jasa finansial di Singapura di mana ia menangani manajemen klien dan business development untuk produk asuransi.

“Aku berada di titik di mana aku mau tujuan lebih besar dalam pekerjaan. Aku punya pekerjaan yang bagus, tapi aku gak merasa menjual asuransi memberi arti lebih dalam untuk hidupku,” kata Amel.

Lantas, Amel pun mengikuti intuisinya seperti waktu ia baru lulus dan banting setir ke bidang lain. Menurut Amel, berpindah ke bidang rekrutmen adalah solusi terbaik untuknya. “Aku sudah berpengalaman dalam menangani klien, tapi aku gak ada passion di produknya. Aku jadi berpikir, mengapa gak ganti jual hal lain saja?”

Amel lalu menghabiskan dua tahun bekerja sebagai technology recruiter di firma asal Singapura. Selang satu tahun, Amel pun memutuskan untuk fokus di bidang rekrutmen. “Aku sudah melampaui target rekrutmen beberapa kali. Saat itulah aku tahu aku mau fokus sebagai rekruter.”

Pindah Kembali ke Indonesia Setelah 14 Tahun di Singapura


“Aku harus coba jenis-jenis pekerjaan lain untuk mengetahui aku sebenarnya mahir di bidang apa. Kalau kamu fresh graduate, gak ada salahnya kalau masih gak tahu tujuan hidupmu. Mencari tahu apa yang kamu mau sembari menjalani sama sekali gak salah.”


Amel adalah seorang warga negara Indonesia, namun ia tinggal di Singapura sejak umur 14. Setelah dua tahun di firma rekrutmen, Amel memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mulai bekerja sebagai Talent Acquisition Manager di HappyFresh. “Aku ingin tetap bekerja di bidang technology recruitment tapi lebih ke sisi klien kali ini. Bekerja di HappyFresh adalah kesempatan bagus untukku karena ini adalah perusahaan yang berkembang pesat, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara. Secara lokasi, kantornya juga strategis, jadi aku tetap bisa menghabiskan waktu bersama keluarga setelah bertahun-tahun tinggal di Singapura.”

Untuk Amel, bagian terbaik dari bekerja untuk HappyFresh adalah rekan kerja yang masih terbilang muda dan kesempatan untuk bereksperimen. “HappyFresh adalah perusahaan muda jadi banyak kesempatan untuk melakukan eksperimen trial and error untuk mencari pendekatan rekrutmen terbaik. Untuk aku, itu adalah bagian serunya. Selain itu, rekan-rekan kerjaku juga bikin semangat kerja setiap harinya. Mereka asyik dan mudah diajak bekerja.”

Dari perjalanannya yang ibarat roller coaster, Amel dapat menarik sisi positifnya. “Aku harus coba jenis-jenis pekerjaan lain untuk mengetahui aku sebenarnya mahir di bidang apa. Kalau kamu fresh graduate, gak ada salahnya kalau masih gak tahu tujuan hidupmu. Mencari tahu apa yang kamu mau sembari menjalani sama sekali gak salah.”